Tertanamkan Belati
Sepi
Menghatur untaian kata melankolis
Mengalun nada bertabur emosi
Ketika senja tak membiaskan cahaya
Berganti malam tak berawan
Sepi
Berselimut udara
Membekukan kulit merapuhkan belulang
Sudilah ia pada diri
Mempecundangi berjuta kali
Sungguh sepi
Tanpa mimpi menjadi dunia
Beralaskan debu
Sunyi dirinya dalam keramaian
Andai esok ia tak kembali di sini
Dan
Andai hujan tak berpelangi
Ia berbaring tanpa nyali
Beratapkan cahaya angkasa redup
Binar mata mengalir pada hari lalu
Tapi senyumnya tiada usai
Melayangkan diri dalam khayal
Lantunkan sepi
Biarkan ia temui sang kebenaran
Dan ia tanyakan
Ke mana dirinya akan berjalan
Biarkan ia menertawakan luka
Mencari jalan menuju rumah
Senandungkan sepi
Andai esok ia memeluk matahari
Dan
Andai hujan tak berpelangi
Jemarinya tak henti menyeka
Angannya tak henti melangkah
Datang tanpa wajah pergi tanpa punggung
Hujamkan hatinya karena jejaknya
Yang kini tiada artinya
Tenggelam dalam sepi
Andai esok ia tak kembali di sini
Dan
Andai hujan tak berpelangi
Tak lagi tubuhya terkulai
Bukan berarti serta hatinya
Hidup menangkap asap
Sepi
(Selasa, 8 September 2009)
No comments:
Post a Comment